bwt smw z yg pernah ditinggalin sahabatnya
By: v3 ( IXA)
Tak Selamanya Dalam Sepi
Mungkin malam ini adalah malam yang indah, tapi aku salah. Ini adalah malam kelabu bagiku dan Riandra sahabatku. Hancur semua anganku, mobil warna hitam telah merengkut nyawa temanku. Mungkin bila kau jadi aku pasti akan bersyukur karena nyawamu masih melekat erat ditubuhmu. Bukan itu yang kurasakan! Tapi kenapa aku tak mati bersamanya? Kenapa aku harus melihat jasadnya? Kenapa ???
14 Februari kini telah berubah makna bagiku menjadi sepi dan kelabu. Aku benci dengan 14 Februari. Riandra kini pergi untuk selamanya dan hanya meninggalkan kenangan indah dan air mata.
“Riandra……!!!!!!” teriakku didepan makamnya. Aku tak sanggup untuk menjauh darinya. Kupikir hanya waktu yang akan membantuku melupakan kehjadian ini. Walau sebenarnya aku tak tau sampai kapan ini akan berhenti.
Hari demi hari aku lewati tetap dengan keadaan sepi. Jujur aku rindu padanya, sahabatku kini tak ada dan hanya Riandra yang tau akan semua kenanganku, tapi kini telah lenyap terkubur bersama jasadnya.
****
5 hari setelah kepergian Andra aku baru bisa masuk sekolah. Enggan rasanya menduduki tempat dudukku sendirian. Mungkin hanya vita yang selalu menghiburku untuk saat ini. Tapi aku tak pernah menghiraukannya.
Pandanganku hanya kosong, hampa, dan sepi seakan aku tak punya harapan untuk kembali ceria. Dulu omelanku sangat berarti bagi semua temanku termasuk Riandra. Tapi kini apa? Satu kata pun tak pernah ku luncurkan, hanya diam !!! terhanyut dalam keheningan dan kesediahan.
Pernah aku coba untuk melupakan Riandra, tapi selalu tetesan air mata yang ada, bila aku mengingatnya.
“Riandra kapan kamu kembali ? Kapan kita bisa bertemu lagi ? Kapan ….!!!” ucapku dengan tak henti-hentinya meneteskan piluh air mata.
Takdir memanglah takdir, keajaibannya tak mungkin ada untuk membawa Andra bersamaku lagi…..
****
14 Maret , tepat 1 bulan Riandra pergi, kursi sebelahku kini masih kosong.
Kriiinnnggg…..
Bela tanda pelajaran pertama dimulai. Bu Lia kini memasuki ruang kelas dan menyruh kami mengeluarkan secarik kertas untuk ulangan dadakan.
“Selamat pagi anak-anak!” sapa bu Lia setelah kami berdoa bersama .
“Kita kedatangan teman baru, dia pindahan dari
Dereng….
Semua cewek memohon yang keluar itu cowok dan sama hebohnya dengan para cowok.
1……2……3…….4……
“Cowok !!!” sahutan dari para cewek dengan meriah
“Silahkan perkenlakan diri kamu.”
“Pagi teman-teman .” salamnya dengan suara yang sok keren ngebuat semua cewek kelasku tertegun.
“Pagi….” sangat kompak kecuali, aku
“Nama saya Rangga , pindahan dari SMP Nusantara. Salam kenal ?” sapa cowok yang sangat sok akrab
“Eh Rangga , nomor handphonenya berapa ??” tanya Rara disela perkenalannya. Dan dengan kompak sekelas tertawa. Tapi Rangga hanya tersenyum tipis melihat tingkah teman barunya.
“Silahkan duduk disebelah Indi , Rangga .” pinta bu Lia, secara spontan aku langsung kaget.
“Tapi bu ! ini
“Nggak papa dong Indi biar kamu sekarang ada temannya, Silahkan Rangga.” Jawab bu Lia dengan penuh pengertian.
Kini teman-teman selalu bertanya padaku tentang anak baru itu. Sampai Dinda dari kelas lain pun menanyakan Rangga padaku. Memang aku pengasuhnya pikirku dalam hati, dan hanya senyuman tipis yang aku berikan pada mereka. Untungnya Rara selalu mengajak Rangga bicara disaat apapun, aku hanya diam disebelahnya.
****
1 tahun telah berlalu, tapi tetap aku dan Rangga tak bisa berteman akrab. Sebentar lagi bulan Februari dan aku benci bulan itu.
Tiba-tiba Rangga menghampiriku ditempat dudukku.
“Indi … udah 1 tahun aku duduk sama kamu, kok kita nggak pernah ngobrol sich ?” tanya Rangga dengan tiba-tiba.
Aku hanya diam.
“Indi..Indi kamu nggak lagi sakit
“Ehm … maaf ya Rangga,
“Ow … ternyata diem-diem kamu cemburu, aku deket sama cewek lain?” ucapnya yang bikin aku tambah pusing
“Kalau kamu cuma mau bikin kesal aku, mending pergi aja deh dan nggak usah sok akrab !” nadaku sedikit meninggi
“Oke aku bakal pergi.” tiba-tiba pergi . Dasar aneh.
Cowok ini sepertinya pengen tau kenapa aku jadi pendiam. Dan Rara adalah sasaran utama untuk sumber informasinya ini.
“Hai Rangga….” sapa Rara
“Hai Ra…” balasnya
“Ra boleh nggak aku nanya soal Indi sama kamu?
“
“Bercanda kok Ngga. Jadi gini dulu ada cowok namanya Riandra temen deket Indi. Tapi Riandra kecelakaan dan meninggal waktu mau berangkat ke acara valentine, tepatnya tanggal 14 Februari tahun lalu. Dan sampai sekarang mungkin Indi nggak bisa ngelupain Riandra.” cuap-cuap Rara panjang lebar
“Jadi itu alasan Indi yang bikin dia bersifat aneh selama ini !!” komentar cowok itu
****
13 Februari , tinggal 1 hari lagi tepatnya 1 tahun Riandra pergi. Tapi sikap Rangga sangat aneh hari ini.
“Pagi Indi…” sapa Rangga , tapi aku diam. Ternyata Rangga mengikuti aku kemanapun aku pergi hari ini.
“Indi 1 hari lagi valentine
“Kamu mau nggak pergi sama aku !” lanjutnya .
Tapi tetesan air mata kini tak mungkin bisa aku tahan dan tanganku tiba-tiba mendarat di pipi Rangga
PLAAAKK !!!
Rangga diam , aku pikir dia sakit hati dan langsung pergi. Karena mungkin dia tak tau apa yang terjadi padaku dan tentang Riandra. Tapi tangannya kini menggengam erat kudua tanganku. Aku tak mengerti apa yang dilakukannya. Tapi aku masih diam.
“Sampai kapan kamu akan inget Riandra ! dia udah pergi Indi. Jangan buat diri kamu tersiksa. Aku udah sabar nunggu kamu selama 1 tahun , tapi apa ? kamu nggak berubah dan penyebabnya adalah Riandra ya
Aku masih menangis dan tanganku masih ada digenggamannya.
“Aku nanya , sampai kapan ?” tambahnya
“Sampai aku bisa maafin diriku sendiri dan ketemu dia lagi !! “ ucapku tersendat air mata
“Sadar Indi … Riandra masa lalu kamu, dan semua orang itu pasti mati.”
“Nggak..aku nggak akan bisa ngelupain dia!!” tak terasa aku telah menangis dipundaknya.
“Aku ngerti Indi.” Rangga mencoba menyakinkan aku
“Maafin aku Ngga !” aku masih tersedu
“14 Februari takkan aku ubah jadi indah.” suara Rangga terdengar lembut tapi aku tak paham akan maksudnya
“Biarlah 14 Februari Jadi kenangan bagimu, tapi bisakah 13 Februari tak lagi sepi, karena aku sekarang ada dihatimu !” jelasnya semakin menyakinkan
“Apa maksud kamu Ngga ??” kini aku terbangun dari pundaknya. Rangga tak menjawab dan hanya diam menghembuskan nafas beratnya.
“Aku nggak akan mau buat jadi………” kalimatku terputus dan Rangga berblik diam, aku sungguh bingung dengan perkataan cowok itu bicara tentang perasaan. Aku pergi meninggalkannya, tanpa memandang wajahnya yang tampak kecewa.
****
KRIIIINNGGG……….
Bel pulang telah berdering
“Indi…………..!!!!!!” sura lantang itu menyebut namaku jelas terdengar hingga menghentikan langkahku.
“Aku pengen ngomong sama kamu !! “ kalimtanya berlanjut
“Ngomong apa lagi ??” suaraku kini tak kalah keras. Sayangnya Rangga kini tepat berada di depanku.
“Sebenarnya….aku sayang sama kamu, tapi nggak lebih, only friend . Kamu mau
“Kita masih SMP, bukan ?” jawabku lirih
“Sahabat adalah teman terbaik untuk mengisi hati yang sepi , It’s right ?” sahut Rangga.
Ternyata apa yang ada di pikiranku dan Rangga sama. Tak selamanya hatiku berlarut dalam sepi. 14 Februari kenaganku bersama Riandra, tapi kini 13 Februari adalah hari yang terindah bersama Rangga.
The best friend ……..forever !!!!
Komentar
Posting Komentar